Assalamualaikum, halloooo
Kali ini, aku ngepostnya lebih menggunakan bahasa yang 'agak' baku ya. Happy reading bloggers :)
Tidak terasa Ramadhan telah berjalan 15 hari dan aku makin enjoy menikmati bulan obral pahala ini. Namun, ada satu hal yang membuatku sedih di bulan penuh berkah ini, Arief. Ya, Arief. Sosok yang masih menggelayuti hati dan pikiranku ini sudah tidak bersamaku lagi di bulan Ramadhan tahun ini. Ramadhan tahun lalu, aku masih bisa tertawa disaat merasakan lapar dan dahaganya berpuasa, tapi tahun ini hanya di sekolah saja aku bisa tertawa karena candaan teman-temanku. Aku masih belum bisa menerima kenyataan bahwa aku harus berpisah dengan dia. Aku masih banyak larut dan berandai-andai dalam kenangan bersama Arief. Sungguh berat rasanya jika harus melupakan kenangan yang pernah kami rajut bersama. Walaupun aku coba untuk tegar dan ikhlas menerima semua ini, tapi hatiku belum sepenuhnya bisa berkompromi dengan niatku untuk kuat dan
ikhlas tersebut. Andai aku tahu jika akhirnya akan seperti ini. Aku akan lebih memilih untuk bersahabat saja ketimbang berpacaran lalu akhirnya putus segala-galanya. Tidak hanya hubungan kami yang putus, tetapi komunikasi kami juga. Aku selalu memiliki niat untuk mengirim pesan singkat melalui sms tetapi ada saja alasan yang membuatku untuk tidak memberanikan diri untuk mengirimnya.
Ya.... Manusia memang hanya pemeran dari skenario Allah. Dan manusia juga tidak akan pernah tahu kapan dirinya akan mendapat peran yang bagus. Sejujurnya aku masih haus dan sangat membutuhkan bimbingan Arief untuk melaksanakan kewajibanku sebagai ummat muslim. Aku sering dibangunkan pagi-pagi untuk melaksanakan sholat subuh, dan itu hanya sebagian kecil dari usahanya untuk membuatku selalu ingat kepada Sang Maha Pencipta. Terlebih di bulan Ramadhan seperti saat ini, lebih istimewa bagiku untuk memperdalam keyakinan bersamanya.
Di saat kemampuan ibadahku masih harus diperdalam, aku telah
kehilangan sosok yang bisa mengajariku banyak hal tentang
nilai-nilai ibadah dalam Islam. Jika aku tahu semua ini, tentu Ramadhan sebelumnya akan aku kejar
point plus itu untuk peningkatan kualitas keimanan, tidak akan aku
lewatkan waktu barang sedetikpun bersama Arief untuk menimkati
indahnya Ramadhan dalam balutan sahur dan buka walaupun hanya melalui pesan singkat.
Hmmm manusia memang hanya bisa berencana, berusaha dan berdoa ya
bloggers....... Semua itu menunjukkan betapa kecilnya kita dihadapan
Allah SWT.
Semoga dibalik kelemahan kita sebagai manusia, kita tetap mampu menjadi
hamba-hambaNya yang tergolong kuat dalam mengejar kecintaan dan
ridhoNya. Amiin
Selamat menikmati hari-hari dalam indahnya Ramadhan :)
Wassalamu'alaikum